AHMAD IZZAH AL ANDALUSY - 2

Sang ustadz tengah mengatur nafas untuk berkata-kata, lalu memejamkan matanya. Air matanya pun turut berlinang. Betapa tidak, jika setelah puluhan tahun, ternyata ia masih sempat berjumpa dengan buah hatinya, di tempat ini. Sungguh tak masuk akal. Ini semata-mata bukti kebesaran Allah.
Sang Abi dengan susah payah masih bisa berucap. “Anakku, pergilah engkau ke Mesir. Di sana banyak saudaramu. Katakan saja bahwa engkau kenal dengan Syaikh Abdullah Fattah Ismail Al-Andalusy. Belajarlah engkau di negeri itu,” 
Setelah selesai berpesan sang ustaz menghembuskan nafas terakhir dengan berbekal kalimah indah “Asyahadu anla IllaahailALlah, wa asyahadu anna Muhammad Rasullullah…’. Beliau pergi dengan menemui Rabbnya dengan senyum kebahagiaan, setelah sekian lama berjuang di bumi yang fana ini.
Kini Ahmah Izzah telah menjadi seorang alim di Mesir. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk agamanya, ‘Islam, sebagai ganti kekafiran yang di masa muda yang sempat disandangnya. Banyak pemuda Islam dari berbagai penjuru berguru dengannya…”
Al-Ustadz Ahmad Izzah Al-Andalusy.
Benarlah firman Allah…
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS>30:30)
Syeikh Al-Islam Turki yang terakhir yaitu As-Syeikh Mustafa Al Basri telah menegaskan dalam bukunya …
Sekularisme yang memisahkan ajaran agama dengan kehidupan dunia merupakan
jalan paling mudah untuk menjadi murtad.

-BASED ON TRUE STORY-